Senin, 19 November 2012

Pengaruh Pemberian Pupuk Berupa Serbuk Teh Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Keladi


LAPORAN PENELITIAN BIOLOGI
Pengaruh Pemberian Pupuk Berupa  Serbuk Teh Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Keladi






 NAMA                        :           DIAH KUSUMA P.
                                                MIKHA MEILINDA C.
                                                SHAFIRA DIAN R.F. N.
                                                WIDYA NINGRUM
                                                ZAUJAH NURHANI Z.
KELAS                       :           XII IPA 5
PEMBIMBING          :           KRISTINA KAROLINA S.Pt

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI
SMAN TITIAN TERAS H. ABDURRAHMAN SAYOETI
TAHUN AJARAN 2012/2013


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
            Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kesuburan tanahnya. Dimana aneka tumbuhan dapat hidup dengan bebas di alam. Indonesia merupakan Negara beriklim tropis, yang dimana banyak tumbuhan dapat hidup dengan subur. Baik tumbuhan liar ataupun tumbuhan yang dirawat sebagai tanaman hias.
            Indonesia memiliki iklim tropis yang merupakan hanya terdiri dari dua musim saja, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Ditambah lagi di Indonesia terdapat banyak gunung dan bukit yang merupakan tempat sumbernya unsur hara.
            Unsur hara dan mineral-mineral lainnya merupakan factor internal dalam kesuburan tanah. Adapun unsure eksternalnya ialah sinar matahari, pupuk, dll. Dalam kesempatan ini kelompok kami akan meneliti pengaruh pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dilihat dari fakor eksternalnya yaitu pemberian pupuk pada tanaman Sensivera.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberitahukan kepada masyarakat luas tentang adanya pupuk kompos yang aman, praktis dan lebih hemat yang dapat digunakan.
1.3 Manfaat Penelitian
            Untuk mengetahui salah satu cara pengolahan sampah organic yang biasanya dibuang.


BAB II
Kajian Pustaka
2.1 Teh
Pengertian Teh
Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.
Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, tehrosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.
Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia[1]. Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor lima di dunia.
Komposisi teh
Teh mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin. Pada daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh hijau dan teh putih mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam mengandung lebih sedikit katekin karena katekin hilang dalam proses oksidasi. Teh juga mengandung kafein (sekitar 3% dari berat kering atau sekitar 40 mg per cangkir),teofilin dan teobromin dalam jumlah sedikit
2.2 Keladi
Keladi merupakan sekelompok tumbuhan dari genus Caladium (suku talas-talasan, Araceae). Dalam bahasa sehari-hari keladi kerap juga dipakai untuk menyebut beberapa tumbuhan lain yang masih sekerabat namun tidak termasuk Caladium, seperti talas (Colocasia). Keladi sejati jarang membentukumbi yang membesar. Asal tumbuhan ini dari hutan Brazil namun sekarang tersebar ke berbagai penjuru dunia.
Penciri yang paling khas dari keladi adalah bentuk daunnya yang seperti simbol hati/jantung. Daunnya biasanya licin dan mengandung lapisan lilin. Ukuran keladi tidak pernah lebih daripada 1m. Beberapa jenis dan hibridanya dipakai sebagai tanaman hias pekarangan.
2.3 Pupuk
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.
2.4 Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasiberbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkanpengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara. DKI Jakartamenghasilkan 6000 ton sampah setiap harinya, di mana sekitar 65%-nya adalah sampah organik. Dan dari jumlah tersebut, 1400 ton dihasilkan oleh seluruh pasar yang ada di Jakarta, di mana 95%-nya adalah sampah organik. Melihat besarnya sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat (Rohendi, 2005).


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
            Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode studi pustaka, dan penelitian.
3.2Tempat dan Waktu penelitian
Tempat penelitian : Rumah Mikha Meilinda C.
Jangka penelitian dari tanggal 11-25 Agustus 2012
Dua kali pengamatan yaitu tanggal 18 dan 25.
Pengamatan pertama :
PengamaTanggal 18
Pukul 15.00 WIB
Pengamatan Kedua :
Tanggal 25
Pukul 16.00 WIB
3.3 Alat dan Bahan
Alat :
-          2  pot tanaman
-          Sekop
-          Gelas air minum kemasan 240ml
Bahan :
-          Air
-          Serbuk teh
-          Tanaman keladi
-          Tanah gembur
3.4  Prosedur penelitian
a.       Siapkan 2 pot tanaman keladi yang akan dijadikan sebagai objek penelitian
b.      Beri nama pot1 dan pot 2
c.       Untuk pot 1, letakkan serbuk teh yang telah tidak digunakan lagi sebanyak 1 gelas minuman kemasan 240 ml. Lalu ratakan serbuk teh hingga semua permukaan tanah tertutup oleh teh
d.      Pot 2 tidak diberikan apapun
e.       Siram tanaman sebanyak 1 gelas minuman kemasan 240 ml dengan jangka penyiraman 2 hari sekali.
f.       Catat perkembangan tanaman setiap 1 minggu


BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mendapatkan hasil bahwa serbuk teh dapat membantu pertumbuhan tanaman. Pada tanaman keladi yang diberi serbuk teh sebagai pupuk komposnya selama satu minggu tingginya bertambah sebanyak 1,4 cm, sedangkan pada tanaman keladi yang tidak diberikan serbuk teh hanya bertambah 0,7 cm.
Pada percobaan ini, tanaman keladi yang diberi pupuk kompos serbuk teh mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dan lebih sehat. Daun tanaman keladi menjadi lebih sehat dengan ditandai melebarnya daun dan warnanya yang menjadi sedikit lebih cerah, serta batang tanaman yang agak sedikit lebih keras. Itu disebabkan karena fotosintesis yang dilakukan tanaman berjalan dengan baik dan sempurna. Dimana asam amino pada serbuk teh yang memiliki gugus NH2 memecah molekulnya menjadi nitrogen dan air yang sangat membantu proses fotosintesis dan penyerapan makanan.
Fungsi serbuk teh disini ialah dapat menggemburkan tanah dengan baik, karena serbuk teh mengandung air dan dapat menjaga kelembapan tanah. Asam amino yang terdapat dalam serbuk teh juga berfungsi dengan sempurna yang membantu fotosintesis dengan reaksi fiksasi nitrogen.
Setelah minggu kedua penelitian, didapatkan hasil bahwa tinggi batang tanaman keladi menaik 1,3 cm hingga menjadi 2,7 cm pada tanaman yang diberi pupuk kompos serbuk teh, sedangkan pada tanaman keladi yang tidak diberi serbuk teh hanya mengalami kenaikkan 0,5 cm sehingga tingginya menjadi 1,2 cm.
4.2 Pembahasan
Dari hasil yang didapatkan, pemberian serbuk teh pada tumbuhan keladi memberi pengaruh terhadap perkembangannya. Namun, pengaruh yang diberikan tidak terlalu terlihat jika dibandingkan dengan tumbuhan yang tidak diberikan serbuk teh.
Salah satu kandungan yang terdapat pada serbuk teh adalah asam amino. Dimana asam amino memiliki gugus NH2 dan kemudian asam amino yang diletakkan di atas tanah akan pecah molekulnya menjadi Nitrogen dan air.
Nitrogen inilah yang membantu tumbuhan berkembang lebih cepat karna nitrogen yang diserap oleh akar akan menuju daun melewati jaringan floem. Dimana nitrogen akan diperlukan ketika fotosintesis yang disebut dengan reaksi fiksasi nitrogen.
Karena serbuk teh memiliki kandungan air yang banyak maka serbuk teh dapat membuat tanah menjadi lebih gembur karena dapat melembabkan tanah serta dapat mengatur suhu tanah dengan baik.


BAB V
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan, kami dapat menarik kesimpulan bahwa sampah organic yaitu serbuk teh dapat digunakan sebagai pupuk kompos yang ekonomis. Dengan menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik. Pada jangka waktu dua minggu untuk tanaman keladi yang diberi pupuk kompos serbuk teh mengalami pertumbuhan yang baik yaitu daunnya menjadi lebih lebar dan cerah, batangnya yang semakin agak kokoh dan tingginya menaik 2,7 cm.
Untuk penelitian ini, kami membutuhkan waktu yang cukup lama, karena dari bentuk fisiknya tidak terlalu jelas perbedaan yang dihasilkan. Serbuk teh tidak mengandung zat yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.
         
Daftar Pustaka
http://RahasiaSehatdanSukses11KandunganTehYang Menyehatkan.htm
http://hoshikanoshi.blog.stisitelkom.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar