Senin, 25 Februari 2019

Tempat Makan Tradisional di Jogja

Baiklah, di postingan kali ini aku bakal berbagi info dari beberapa tempat yang udah aku kunjungin di jogja.
Semoga dapat membantu ya dalam mencari referensi tempat makan di jogja :)


1. Cengkir Herritage Resto and Coffee

Alamat : Jl. Sumberan II No. 4, Ngentak, Sinduharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY 55581.
Google maps : https://goo.gl/maps/vNWwCvKzJBo 

Secara umum, tempat ini cukup berkesan buat aku karna suasana jawanya kerasa bgt.
Hidangan prasmanan
Tempe Mendoan 
Makanan yang kupilih
Seat : Jadi awal sampe kita bakal diminta untuk pilih seat dulu, setelah itu baru deh kita langsung cus pilih makanan. 
Uniknya, kita bakal ambil nasi di tungku yang masih panas, jadi ada sensasi nasi berasap gitu deh. Di sini ada 2 macam nasi, yaitu nasi putih dan nasi merah (yang diet ga masalah ke sini). Setelah itu kita bisa pilih lauk apa yg kita inginkan. Semua menu ala masakan rumahan. Jangan lupa pilih sambelnya ya hehe because that's my favorite part. Setelah selesai pilih menu, kita bakal dicek sama pelayannya untuk dimasukkan bill dan sekalian ditanya mau minum apa. Semua minuman tradisonal jawa ada. Jangan lupa untuk dicoba ya :)) Oh iya, ada lagi nih menu rekomen yang unik : TEMPE MENDOAN. Mendoannya beda bgt dari mendoan yang biasa dijual. Mendoannya ga digoreng kering, but don't worry, buat pencinta tempe rasanya ga mengecewakan kok! Trust me
Semua perabotan kursi dan mejanya masih terbuat dari kayu. jadi kita berasa makan di desa desa gitu deh hehe. Kalo aku sih seneng banget suasana gini. 
Pasti penasaran soal harga kan ? 
menurut aku untuk tempat etnik seperti ini, list harganya normal. 
jadi my bill : Nasi sayur (12K) + Ikan pindang (6K) + Tempe mendoan (7K) = 25K
mungkin untuk minuman range harganya berkisar 10 ribuan. 
Kalo ga bawa cash, kalian juga bisa pake debit kok ;)



2. Warung Kopi Merapi 

Alamat : Kepuharjo, Cangkringan, Petung, Kabupaten Sleman - DIY 55583

Google maps : https://goo.gl/maps/GtE5r71AU4m


  

Sepanjang perjalanan menuju ke sini, you'll see the view that makes you feel so fresh. Suhu yang semakin sejuk ketika sudah mendekati lokasi dan kalian bisa melihat merapi dengan cukup jelas. 
Seat : Kalian bisa pilih seat sesuai dengan spot yang kalian inginkan, karena di sini belum ada list antri. Tapi kalopun kalian masih belum dapat seat, kalian bisa memesan menu sembari menunggu kursi yang kosong. Karna durasi dari pemesanan hingga pesanan datang bisa memakan waktu 1-2 jam di weekend. Ada beberapa table yang masih terbuat dari batu alam, bahkan ada yang duduk diatas tikar. 
Waktu yang tepat untuk ke sini yaitu sore. Jangan lupa untuk bawa jaket ke sini, karna udara malamnya dingin bgt. 
Menu : Aneka kopi, teh, Cemilan ( Tempe mendoan, Pisang goreng, Singkong goreng dan kentang goreng), mie instan. 
Secara umum, rasa makanan sama seperti biasanya tapi semua terasa nikmat karna view dan suasana yang ada di sana. 
Price : kopi Arabika 8K, Mie rebus telur 9K, Mie goreng telur 9K, aneka cemilan 7K.
Secara keseluruhan harganya termasuk normal untuk semua fasilitas yang ada. Lebih baik membawa uang cash yang cukup. 





Minggu, 24 Februari 2019

Live in Yogyakarta

Hei, welcome back to this blog. 
Setelah post terakhir ku 2 years ago. 
Baiklah, sekarang aku sudah menjadi seorang mahasiswi magister hoho :D
Jika di flashback lagi pada perjalanan blog ku dari 2011, ternyata blog ini salah satu saksi tahapan hidupku dan aku dulu sepertinya lebih suka mengekspresikan diriku dalam tulisan (walaupun ga rutin hehe). Aku terdaftar sebagai salah satu mahasiswi magister di salah satu universitas negeri yang ada di Yogyakarta.

Magister
Menjalani dunia magister menurutku adalah hal yang perlu dipersiapkan dengan matang baik sisi mental maupun sisi pendukung lainnya (seperti materi tentunya, kalo ga bayar UKT kan ga bisa kuliah). Tapi ya beruntunglah kalian jika kalian memiliki kesempatan untuk menjalani dunia magister dengan beasiswa. Mental-ly, aku belum siap sepenuhnya untuk memulai dunia persilatan ini karna jujur aku masih mumet bgt dengan dunia penelitian dan segala euforia untuk menghadapi tiap hal yang terkait itu (berurusan dengan dosen yang beragam dan mahasiswa wajib memahaminya, tiap urusan adm, dsb). That's why menjadi bimbang bgt ketika aku lulus kerja dan lulus ujian kuliah. meskipun perbedaannya hanya 5 % haha (Kerja 55%, kuliah 45%). Tapi ya berhubung keluargaku lebih mendukung kuliah. Finally, Kuliah lah yg kupilih. 
Ga mudah dong ya ngikutin semua yang ada di sini, baik itu mata kuliah dan beradaptasi lagi dengan lingkungan baru. Mata kuliah yang lumayan berat menurutku karna ada beberapa dasar mata kuliah yang tidak ku dapatkan ketika aku kuliah sarjana dulu. Setidaknya aku butuh waktu 1 semester untuk memahami ritme perkuliahan di sini. Lagi-lagi hal ini mengingatkanku, tidak ada proses yang instan. Beruntunglah aku bisa melanjutkan perkuliahanku di kota yang menyeimbangkan semua penatku di kuliah. 

Yogyakarta.
Namanya saja sudah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kota dengan seribu ragam warna kehidupan. Kota yang membuatku jatuh cinta saat kali pertama menyentuh ranahnya. Bahkan setelah 6 bulan, aku masih merasakan jatuh cinta akan kota ini. Kesejukan, ketentraman dan kedamaian kota ini sungguh ingin membuatku menikmati suasana kota dengan berdiam diri sembari menatap apapun yang ada di kota ini. Perasaan nyaman yang perfectly hanya dapat dirasakan. 
Ya, Jogja memang sangatlah istimewa :)

Impianku hanyalah dapat menikmati tiap proses dalam magister ini, menjalani hari dengan semangat agar menjadi hal yang indah untuk diingat suatu hari nanti ;)