A. Pendahuluan
Bom bali yang terjadi pada tahun 2002 silam, membawa dampak buruk bagi Indonesia dan warga asing yang pada waktu itu berada di Indonesia, di Bali tepatnya.
Apasaja dampak dari tragedi tragis tersebut ? Siapa saja pihak-pihak yang terlibat ? Banyak sekali nilai social yang terdapat pada film ini. Dan banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari film ini. Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas mengenai hal-hal yang telah disebutkan di atas.
B. Landasan Teori
Teori-teori yang terdapat dalam film Long Road To Heaven ini adalah sebagai berikut.
1. Biological theory oleh Lambroso ( 1876, Italia )[1]
è Perilaku kejahatan pada umumnya memiliki cirri-ciri fisik yang berbeda bila dibandingkan dengan orang pada umumnya.
Dalam film ini terlihat pada perekrutan anggota pengeboman melalui pemilihan wajah yang sesuai.
2. Merton Theory oleh Robert K. Merton[2]
è Inovasi adalah bentuk adaptasi dengan mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat dan memakai cara yang dilarang masyarakat.
Hal ini terlihat dalam tujuan para teroris yang ingin membuat Negara Islam dengan cara membunuh warga yang bukan beragama Islam.
3. Teori Fungsi oleh Emile Durkheim[3]
è Kesadaran moral masyarakat timbul karena factor keturunan, perbedaan lingkungan fisik dan lingkungan social.
Hal ini terlihat dengan terpengaruhnya Imron oleh temannya sehingga ia ikut menjadi seorang teroris.
4. Teori Konflik oleh Karl Marx[4]
è Perilaku menyimpang diakibatkan oleh ketidaksamaan dalam masyarakat.
Hal ini terlihat dalam perbedaan agama serta kebudayaan yang mengakibatkan konflik.
5. Teori Penyimpangan Sosial oleh James W. Van der Zanden[5]
è Penyimpangan perilaku merupakan tindakan yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
Pengeboman merupakan suatu perlaku menyimpang yang di luar batas toleransi masyarakat. Buktinya, banyak warga yang menginginkan agar Amrozi di hukum mati.
6. Teori David Berry[6]
è Penyimpangan bukan hanya karena seseorang gagal menyesuaikan diri dengan standar nilai dan norma tertentu, tapi juga karena orang itu memilih standar nilai dan norma bagi dirinya sendiri yang berbeda dengan standar orang lain.
Hal ini terlihat pada saat Imron setuju untuk bergabung dengan anggota teroris lainnya.
C. Teori Pendukung
Beberapa teori yang mendukung adalah sebagai berikut.
1. Multikulturalisme[7]
è mempunyai kebudayaan lebih dari satu. Dalam film ini di Bali saya menemukan kebudayaan lebih dari satu yaitu contohnya seperti, tari-tarian dan budaya menyembah dewa dan lain sebagainya.
2. Dilematis[8]
è sukar menentukan pilihan yang berat.
Contohnya dalam film ini ragu untuk memusnahkan orang-orang kafir[9] tapi ketika temannya terus merayu dan akhirnya dia setuju untuk mengikuti usulnya.
3. Anarkisme[10]
Contohnya dalam film ini bertindak sewenang-wenang mau meledakkan bom di Bali dan tidak memperdulikan hukum yang berlaku.
D. Istilah Penting
1. Antek[12]
è Kaki tangan mush ; mata-mata.
2. Argumen[13]
è Alas an yang dikemukakan sebagai pernyataan untuk memperkuat atau menentang pendapat lawan ; proses berpikir kritis.
3. Aurat[14]
è Bagian tubuh manusia yang tabu untuk diperlihatkan kepada orang lain kecuali terhadap mukhrim atau suami/istri sendiri.
4. Fantasi[15]
è Khayal ; angan-angan.
5. Jihad[16]
è Perjuangan ; perang suci
6. Kafir[17]
è Ateisme ; Ingkar kepada Tuhan dan Rasulnya ; tidak beragama.
7. Koalisi[18]
è Kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan sama.
8. Kolot[19]
è Kuno ; tidak modern
9. Konsulat[20]
è Kantor konsul ; pejabat pada kantor perwakilan/konsul.
10. Kontes[21]
è Perlombaan ; paparan.
11. Logat[22]
è Bahasa daerah (ibu)
12. Maksiat[23]
è Segala perbuatan yang dimurkai Allah perbuatan yang melanggar segala larangan Allah.
13. Martir[24]
è Suhadah ; orang yang mati sahid demi keyakinan agamanya.
14. Otoritas[25]
è Kekuasaan ; otoriter, wibawa
15. Politikus[26]
è Ahli kenegaraan
16. Potensial[27]
è Hal yang memungkinkan untuk dikembangkan
17. Pragmatis[28]
è Bepegang teguh pada kenyataan.
18. Proteksi[29]
è Suaka/perlindungan.
19. Simbolik[30]
è Perlambangan. Gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda lain sebagai symbol atau lambang.
20. Teroris[31]
è Pengacau, orang yang melakukan teror.
21. Turis[32]
è Pesiar;pelancong;wisatawan.
E. Analisis
Film ini sangat bagus untuk ditonton karena pada film ini banyak mengandung nilai sosial dan di dalam film ini menggambarkan bagaimana kebudayaan yang ada di Bali segingga dapat menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke Bali. Dan tentunya akan menjadi devisa bagi Negara Indonesia. Salah satu tujuan dalam pembuatan film ini adalah memperbaiki persepsi masyarakat mengenai hubungan antara teroris, agama Islam dan Indonesia. Nah, apa hubungannya ? Dalam masyarakat yang non-muslim, mempunyai persepsi buruk mengenai Agama Islam. Mengapa demikian ? Karena hampir seluruh pelaku pengeboman adalah sekumpulan orang yang beragama Islam. Dan menganggap bahwa seolah-olah apa yang dilakukan oleh pelaku teroris tersebut disahkan oleh agama Islam. Padahal sebenarnya tidak. Dan di agama manapun tidak ada yang mengajarkan bahwa membunuh itu diperbolehkan. Mungkin para pelaku pengeboman merasa bahwa dengan banyaknya warga asing yang datang ke Indonesia maka mereka akan mempengaruhi kebudayaan Indonesia. Dan mereka menganggap bahwa warga asing tersebut tidak memiliki budaya. Dan banyak warga asing yang mengklaim Indonesia sebagai “sarang teroris”. Disebut demikian karena para pelaku teroris rata-rata tinggal di Indonesia. Maka dari itu, apabila film ini ditonton oleh orang yang memiliki persepsi buruk seperti di atas, maka setelah menonton film ini ia menjadi mengerti dan mengetahui bagaimana kejadian yang sebenarnya. Banyak jenis penyimpangan social yang terjadi dalam film ini.
Pada salah Satu bagian dalam film ini, yaitu pada saat jurnalis Australia bertanya kepada beberapa orang warga bali dan mereka menjawab hidup akan menjadi lebih baik. Sedangkan ia merasa marah ketika ia tahu banyak warga Australia banyak yang meninggal. Hal itu menunjukkan perbedaan emosional yang dimiliki oleh kedua individu tersebut. Yang patut ditiru adalah kesabaran yang dimiliki oleh warga Indonesia akan kejadian pengeboman tersebut.
Dan seorang turis wanita yang bernama Hannah Catrelle patut juga kita tiru akan apa yang diperbuatnya, Diantarnya adalah ketika ia mau mendoakan sesorang yang meninggal padahal ia tidak mengenalinya. Selain itu, jiwa social yang ia miliki patut kita tiru. Ia menolong membantu korban pengeboman.
Pada karangan bunga yang diletakkan di lokasi pengeboman, ada tertulis bahwa Amrozi harus dihukum mati, Nah, itu tergolong dalam penyimpangan social yang bersifat negative. Karena yang menulis itu bisa dikatakan main hakim sendiri. Seharusnya, kita membiarkan pihak yang berwajib untuk menentukan sanksi yang harus diberikan terhadap tersangka.
Pada bagian polisi yang menerima uang dari Imron. Padahal seharusnya sebagai seorang yang melayani masyarakat, polisi tidak boleh menerima uang dari masyarakat. Karena itu dapat merusak citra polisi dalam menjalankan tugasnya. Hal ini termasuk dalam penyimpangan yang bersifat negative, Dan bisa juga digolongkan dalam kejahatan kerah putih karena dilakukan oleh salah satu pihak dari pemerintahan.
Pada bagian yang Rumah sakit hanya menerima turis seharusnya itu tidak harus dibakukan seperti itu. Mengapa demikian ? Karena apabila warga Indonesia sedang sekarat dan rumah sakit terdekat hanya itu, bagaimana lagi caranya ?
Amrozi yang tertangkap oleh polisi selalu mengatakan kepada umum bahwa ia melakukan ini dengan mengatasnamakan agama. Padahal, ia telah melakukan hal yang salah. Seharusnya, ia dapat menyadari bahwa apa yang dilakukannya adalah salah dan seharusnya ia merasa malu. Bukan justru terus merasa bahwa yang dilakukannya adalah benar dan seolah-olah tidak memiliki rasa malu. Hal ini tidak patut kita tiru.
Penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok teroris adalah kejahatan terorganisasi. Karena pengeboman itu sudah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat merenggut banyak korban. Penyimpangan ini juga bersifat negative. Karena membawa dampak buruk.